“ROBBANA HAB LANA MIN AZWAJINA WA DZURRIYATINA QURROTA A’YUN, WAJ’ALNA LILMUTTAQINA IMAMAA.” (Wahai Robb kami, karuniakanlah pada kami dan keturunan kami serta istri-istri kami penyejuk mata kami. Jadikanlah pula kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertakwa) (QS. Al Furqon:74)
“ROBBI AWZI’NI AN ASYKURO NI’MATAKALLATI AN ‘AMTA ‘ALAYYA. WA ‘ALA WAALIDAYYA WA AN A’MALA SHOLIHAN TARDHOH, WA ASHLIH LII FI DZURRIYATIY” (Wahai Robbku, ilhamkanlah padaku untukbersyukur atas nikmatmu yang telah Engkau karuniakan padaku juga pada orang tuaku. Dan ilhamkanlah padaku melakukan amal untuksholeh yang Engkau ridhoi dan perbaikilah keturunanku) (QS. Al Ahqof:15)
Metode Merupakan Suatu Proses Untuk Mencapai Tujuan Dalam Pembelajaran. Metode Yang Dapat Digunakan Dalam Pembelajaran Berbasis Alam Adalah:
1.Circle Time Adalah Salah Satu Metode Belajar Yang Dapat Digunakan Dengan Membuat Formasi Setengah Lingkaran Dimana Guru Dengan Anak Dapat
Berinteraksi Secara Langsung. Metode Ini Bertujuan Untuk Memberikan Kesempatan Seluas-Luasnya Kepada Anak Untuk Mengembangkan Seluruh Aspek Perkembangannya Yaitu Kognitif, Emosi, Sosial, Terutama Sekali Kemampuan Berbahasa Serta Menumbuhkan Minat Belajar Dan Partisipasi Anak.
2. Metode Proyek Merupakan Salah Satu Bentuk Pembelajaran Yang Menghadapkan Anak Pada Persoalan Sehari-Hari Yang Ada Dan Harus Dipecahkan Baik Secara Individu Maupun Berkelompok. Metode Ini Merupakan Salah Satu Bentuk Pendekatan Yang Berpusat Pada Anak Karena Anak Memiliki Kesempatan Untuk Belajar Mencari Jalan Keluar Dari Permasalahan Yang Mereka Hadapi.
3. Metode Penemuan Terbimbing Lebih Menekankan Pada Pengalaman Belajar Agar Anak Dapat Menghasilkan Pemecahan Khusus, Agar Anak Mampu Menghubungkan Dan Membangun Konsep Melalui Interaksi Dengan Orang Lain Dan Objek. Contoh Anak Menemukan Bahwa Ukuran Bentuk, Dan Warna Berbeda Melalui Menemukan Yang Dibimbing Oleh Guru.
4. Metode Diskusi Yaitu Menunjukan Interaksi Timbal Balik Antara Guru Dan Anak, Guru Berbicara Kepada Anak Berbicara Pada Guru, Dan Anak Berbicara Dengan Anak Yang Lainnya.
5.Metode Demonstrasi Melibatkan Satu Orang Anak Untuk Menunjukan Kepada Anak Yang Lain Bagaimana Bekerjanya Sesuatu Dan Bagaimana Tugas-Tugas Itu Dilaksanakan. Guru Menggunakan Metoda Demonstrasi Untuk Menggambarkan Sesuatu Yang Akan Dilakukan Oleh Anak.
6.Belajar Kooperatif (Cooveratif Learning) Dapat Diartikan Anak-Anak Bekerjasama Dalam Kelompok Kecil Setiap Anak Dapat Berpartisipasi Dalam Tugas-Tgas Bersama Yang Telah Ditentukan Dengan Jelas Tidak Terus Menerus Dan Diarahkan Oleh Guru Melalui Belajar Kooperatif Melibatkan Anak Untuk Berbagi Tanggungjawab.
7.Metode Eksploratori, Metoda Ini Memungkinkan Anak Mengembangkan Penyelidikan Langsung Yang Berjalan Dengan Langkah-Langkah Sendiri, Membuat Keputusan Apa Yang Telah Dilakukan, Bagaimana Melakukannya Dan Kapan Melakukannya Melalui Prakarsa Sendiri Anak Meneliti Orang, Tempat, Objek, Peristiwa, Sehingga Anak Dapat Membangun Pengetahuannya Sendiri.
8.Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah)
Pemecahan Masalah Merupakan Suatu Metoda Yang Memberi Kesempatan Kepada Anak Untuk Memecahkan Masalah Sederhana Melalui Kegiatan Merencanakan, Meramalkan, Membuat Keputusan, Mengamati Hasil Tindakannya.
9.Museum Anak (Child Museum)
Museum Anak Yang Dimaksud Di Sini Adalah Kegiatan Yang Dilakukan Anak Melalui Kegiatan Pengumpulan Benda-Benda Yang Ada Di Lingkungan Sekitarnya Dan Memamerkannya. Metoda Ini Memberikan Kesempatan Kepada Anak Dimana Anak-Anak Dapat Mengalami Langsung Sehingga Pembelajaran Menjadi Lebih Bermakna. Melalui Metoda Ini, Anak Dapat Belajar Menggali Kembali Pengetahuan, Melalui Benda-Benda Yang Yang Ada Di Lingkungan Sekitarnya. Mereka Dapat Mencari, Mengumpulkan Dan Memilah-Milah Atau Mengelompokkan Benda-Benda Yang Ada Di Sekitarnya Kemudian Memamerkannya Sehingga Anak Dapat Langsung Melihat, Memegang, Bahkan Mengeksplorasi Benda-Benda Yang Menjadi Pusat Perhatiannya.
Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2005 yang mengatur Standar Nasional Pendidikan Bab VI mengenai Standar Pendidik dan Tenaga kependidikan, Bagian Kesatu tentang Pendidik, Pasal 28 Ayat 3, menyebutkan bahwa kompetensi yang harus dimiliki guru sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, serta pendidikan anak usia dini, termasuk di dalamnya guru TK meliputi :
1.Kompetensi Pedagogik
Kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.”
2. Kompetensi Kepribadian
Kepribadian pendidik yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.”
3. Kompetensi Profesional
Kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan.”
4. Kompetensi Sosial
Kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) pada bagian ketujuh tentang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pasal 28 pada ayat tiga (3) menyebutkan bahwa “Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat”. Pada penjelasan pasal 28 ayat (3) dijelaskan bahwa Taman
kanak-kanak (TK) menyelenggarakan pendidikan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi diri sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Raudhatul Athfal (RA)
menyelenggarakan pendidikan keagamaan Islam yang menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi diri seperti pada taman kanak-kanak.
TK AL-Madani Berdiri Pada Tanggal 13 Maret 2003 Atas Ide Para Dosen STIS, Tokoh Pemuda (Masyarakat) Sungai Raya Dalam Yang Diprakarsai Oleh Pengurus Yayasan Syarif Abdurrahman Pontianak Hal Ini Dilatar Belakangi Alasan-Alasan Sebagai Berikut :
1.Belum Adanya TK Di Sungai Raya Dalam Terutama Untuk Masyarakat Yang Kurang Mampu Yang Berbasis Islam.
2.Jarang Dan Kurangnya Alat Transportasi Umum Serta Jauhnya Jarak TK Yang Ada Dilingkungan Masyarakat Saat Itu.
3.Memanfaatkan Gedung Lembaga Yang Kosong Dipagi Hari Karena Perkuliahan Hanya Dilakukan Pada Siang Hari Sampai Malam Hari.
Maka Sebagai Perintis Ditunjukkanlah Saudara Utin Khairunnisya.S.Ag Sebagai Kepala Sekolah Dibantu Ibu Jamilah Dan Ibu Salbiah Dan Ibu Faridah Nur Hasan Sebagai Administrasi Dengan Jumlah Murid Perdana Sebanyak (1 Kelas), Meski Diawal Berdirinya TK AL-Madani Hanya Mempunyai 1 Kelas Namun Pada Tahun Ke 3 Bertambah Menjadi 2 Kelas (A+B) Sesuai Dengan Bertambahnya Jumlah Siswa Dan Minat Masyarakat Maka Pada Tahun 2007 Dibukalah Kelompok Bermain Dan TAAM AL-Madani Yang Otomatis Adanya Penambahan Tenaga Mengajar Yang Alhamdullilah Semuanya Keluaran PGTK. Sehingga Berjumlah 9 Orang.
TK Islam AL-Madani Kelompok Bermain Dan TAAM Dirasakan Sangat Penting Dalam Rangka Ikut Mencerdaskan Kehidupan Bangsa Yang Telah Di Amanatkan Dalam Pembukaan UUD 1945, Yang Dikukuhkan Keberadaannya Dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS Dan MENDIKNAS No.58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usai Dini, Dan Surat Edaran Dirjen MENDIKNASMEN No. 18379/C.C2/TU/2009 Tentang Penyelanggaraan TKK Dan Penerimaan Siswa Baru Sekolah Dasar. Berdasarkan Peraturan Diatas Maka Program Pendidikan TK AL-Madani Disusun Untuk Mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional Dengan Memperhatikan Tumbuh Kembang/Anak Dan Kesesuaiannya Dengan Lingkungan (Perkembangan & Dengan Prinsip Bermain Sambil Belajar Dan Belajar Seraya Bermain.